BERITA TREN – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan ingatkan adanya bahaya gelombang panas dampak El Nino yang dapat menimbulkan kemarau panjang 2023 dan berpotensi sebabkan inflasi pangan.
Menghadapi fenomena El Nino yang dapat menimbulkan gelombang panas dan berpotensi menyebabkan kemarau panjang 2023 ini, Luhut minta kementerian, lembaga, dan Pemerintah Daerah lakukan upaya antisipasi.
Gelombang panas fenomena El Nino ini menyebabkan kemarau panjang dan menimbulkan dampak kekeringan hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Stiff Person Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap oleh Celine Dion pada Tahun 2022 Lalu!
Tak ingin kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terulang seperti tahun 2015, Luhut katakan pemerintah akan siapkan modifikasi cuaca.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau panjang tahun ini akan terjadi pada Agustus 2023.
“Saya minta kementerian, lembaga, Pemerintah Daerah siapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata hadapi El Nino,” pinta Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves.
Rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga digelar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di hari pertama usai lebaran, Rabu (26/04/2023).
Kenaikan suhu yang terjadi belakangan ini menjadi bahasan utama dalam rapat yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada hari tersebut.
“Hari pertama pasca libur Idul Fitri, ada satu hal penting untuk saya koordinasikan setelah mendapatkan banyak pertanyaan sekaligus merasakan langsung mengapa hari-hari ini suhu di beberapa daerah terasa begitu tinggi.” unggah instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (26/04/2023).
Inflasi pangan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengatakan El Nino berpotensi membuat Indonesia alami kekeringan hingga didera inflasi pangan.
Terpisah, Direktur Copernicus Climate Change Service Uni Eropa, Carlo Buontempo mengatakan, “Jika El Nino terus berkembang, kemungkinan besar 2023 lebih panas ketimbang 2016”.
Meningkatnya suhu akhir-akhir ini disebabkan fenomena El Nino, kondisi ini bisa membuat iklim berubah menjadi lebih panas.
Baca Juga: Temukan Jawaban Soal Mengapa Kekayaan Sosial Budaya di Indonesia Harus Dikelola Dengan Baik Disini
Perubahan iklim secara global ini juga ditengarai disebabkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur.
Ancaman El Nino kali ini dapat memicu terjadinya kekeringan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Data BMKG menyebutkan, El Nino terjadi selama rentang periode 2 sampai 7 tahun, dan bisa berlangsung selama 12 hingga 15 bulan.
Luhut menyampaikan, bahwa sebelumnya, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia telah mengingatkan soal fenomena La Nina yang telah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah telah berakhir.
Sebagai gantinya, lanjut Luhut, kini fenomena El Nino yang membawa suhu lebih tinggi mulai terjadi, sehingga cuaca terasa lebih kering.
Pengalaman tahun 2015 lalu terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan juga kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Indonesia.
Kekeringan lahan akibat El Nino dapat memicu inflasi pangan.
Dampak yang terjadi berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan.
Baca Juga: Para Pecinta Kontak Lensa Wajib Cek! Berikut Ini Merupakan Rekomendasi Cairan Pembersih Kontak Lens
Data dari International Monetary Fund (IMF) menyebut pada tahun 2015 telah terjadi kekeringan ekstrem, diperkirakan 31% lahan padi alami kekeringan.
Kondisi ini yang bisa memicu inflasi di Indonesia, karena turunnya produksi pertanian bisa memicu kelangkaan bahan-bahan pokok di tengah masyarakat.
Data World Food Programme, menyebut 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.
Gelombang panas
BMKG menyebut pada tanggal 24, 25, dan 26 April, suhu udara Indonesia akan sangat tinggi. Naiknya suhu di Indonesia akan menghasilkan sinar ultra violet (UV).
Untuk diketahui, sinar UV sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Fenomena alam ini terdampak dari pengaruh El Nino.
Gelombang panas akhir-akhir ini terasa semakin mengganas, hal ini juga terjadi di sebagian bumi Asia.
“Tetapi fenomena udara panas di Indonesia belakangan ini tidak termasuk dalam kategori gelombang panas,” kata Kepala BMKG, Dwikorina Karnawati.
Dari catatan BMKG, disebutkan bencana El Nino di Indonesia dengan level lemah terjadi pada tahun 2004, dan 2006. Level menengah terjadi tahun 1994, dan tahun 2002. Sementara El Nino dengan level parah terjadi tahun 1997 dan tahun 2015.
Rekor Panas Asia
Pada 15 April, Thailand mencatat rekor suhu terpanas terjadi pada 45,4 derajat Celcius.
Pada 16 April, dikabarkan 13 orang meninggal di Navi Mumbai, India.
Sementara itu di Laos, rekor suhu terpanas dilaporkan terjadi pada 19 April, suhu terpanas tercatat 42,5 Celsius.
BMKG mencatat bahwa suhu terpanas di Indonesia sempat terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, dengan suhu mencapai 37,2 derajat Celsius.
Luhut mengatakan pemerintah akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrim sekalipun.
Untuk itu dia minta semua kementerian lembaga sudah mulai melakukan perhitungan soal dampak kekeringan yang bisa terjadi di Indonesia sejak saat ini.
Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, upaya modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi kekeringan imbas fenomena El Nino.
Kepada seluruh kementerian, lembaga dan juga Pemerintah Daerah dia minta agar bersiap sejak dini.
“Perhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang lagi,” tegas Luhut Binsar Pandjaitan.
“Setidaknya sejak saat ini kami sudah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” kata Luhut.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Lecce vs Udinese, Streaming Liga Italia: Jumat 28 April 2023
Siaran Pers BMKG
Dalam Konferensi Pers yang digelar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Kamis (06/04/2023) Musim Kemarau 2023 sudah diprediksi akan terjadi lebih awal dari sebelumnya, yaitu pada bulan April.
“Fenomena El Nino berpeluang terjadi 50-60%,” ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
BMKG juga menjelaskan, bahwa curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibanding biasanya.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Athletic Bilbao vs Sevilla, Streaming Liga Spanyol: Jumat 28 April 2023
Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksi terjadi di Agustus 2023.
Dalam kesempatan tersebut, BMKG merilis, daerah yang memasuki musim kemarau bulan April meliputi Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Jawa Timur.
Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, Sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.
Siaran pers BMKG yang disampaikan melalui Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat juga menambahkan, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Tottenham Hotspur vs MU, Streaming Liga Inggris: Jumat 28 April 2023
Wilayah musim kemarau pada bulan Juni ini menyebar hingga Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara, terang BMKG.
***