BERITA TREN – Setelah sebelumnya mengejutkan dengan status pengakuan sebagai organisasi Islam terbesar nomor satu, tak hanya level Indonesia, bahkan dunia, kini Ormas Muhammadiyah dikagumi karena secara mengejutkan dipuji mampu memproduksi senjata peluru kendali (rudal).
Hal yang mengejutkan, karena Muhammadiyah di Indonesia selama ini dikenal sebagai organisasi keagamaan, dan sosial, tetapi memiliki konsen penuh pada bidang pengembangan sumber daya manusia melalui lembaga pendidikan yang dimiliki. Kini tersiar berita mampu membuat rudal.
Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan milik Muhammadiyah, tengah mengembangkan peluru kendali (rudal) yang digadang-gadang mampu mengurangi kebutuhan produk sejenis untuk persenjataan TNI, yang selama ini Indonesia masih bergantung pada produk negara lain.
Didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman melakukan kunjungan ke laboratorium atau Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin (22/05/2023).
Jenderal Dudung mengaku optimis setelah melihat perkembangan rudal hasil riset anak-anak bangsa dari Muhammadiyah ini.
Center for Integred Research and Innovation atau CIRNOV adalah Pusat Riset di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang memiliki kegiatan utama melakukan riset (baik level akademik maupun industri), publikasi karya ilmiah dan menghasilkan karya teknologi (HKI, Produk).
Bidang utama riset meliputi Sensors and Optical Technologies. CIRNOV juga menjadi konsultan di bidang Teknologi Pertahanan dan Keamanan (Hankam).
Dalam kunjungannya tersebut, Jenderal Dudung mengatakan, beberapa produk hasil riset CIRNOV diharapkan bisa memenuhi kebutuhan persenjataan TNI yang saat ini masih dipasok negara lain.
“Kami sangat bangga, karena ini justru muncul dari Muhammadiyah. Ini luar biasa sekali menurut saya. Karena selama ini kita masih bergantung pada teknologi dari luar,” puji Jenderal Dudung pada laboratorium CIRNOV UAD.
Jenderal yang juga adalah Komisaris PT. Pindad ini berharap rudal hasil riset yang dilakukan oleh CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan ini terus dikembangkan.
Apa yang Jenderal Dudung ini katakan beralasan, karena selama ini CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan sudah menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Pindad.
“Rupanya anak-anak bangsa ini luar biasa, ini justru bisa dikembangkan menurut saya. Saya kebetulan komisaris PT. Pindad, nanti MoU yang sudah berjalan akan kami tingkatkan kembali. Kami sangat membutuhkan sebetulnya,” ungkap Jenderal Dudung Abdurachman.
Menilik pertempuran dalam Perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, penggunaan senjata jenis peluru kendali sangat menonjol sekali. Senjata jenis ini mampu menembak jatuh pesawat musuh.
Jenderal Dudung yakin dan berharap, rudal produksi CIRNOV UAD ini bisa terus dikembangkan kemampuannya.
Tak hanya menarget pesawat tempur lawan, rudal ini dapat juga dipergunakan untuk melumpuhkan tank.
“Rudal ini bisa digunakan untuk merontokkan pesawat udara maupun melumpuhkan tank baja. Ini bisa kita produksi sendiri disini, dan lihat TKDN nya sudah mendekati 100 persen, karena komponennya tersedia tanpa harus mengimpor,” tutur Jenderal Dudung.
Untuk diketahui, Kepala Center for Integred Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah Profesor Hariyadi, juga adalah Ketua Tim Konsultasi Program Pembuatan Rudal Merapi.
Rudal Merapi adalah salah satu persenjataan yang dihasilkan putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Nama “Merapi” disematkan untuk produk peluru kembali jenis rudal kaliber 70 mm yang memiliki kemampuan tidak main-main dalam hal jangkauan.
Rudal ini didesain oleh CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan sebagai senjata anti pesawat terbang atau untuk sasaran di udara dan dapat dipanggul.
Pengembangan Rudal Merapi dimulai sejak dilakukan kerja sama rancang bangun rudal antara Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan dengan Dislitbangad tahun 2018-2020.
Uji coba tembak sudah dilakukan pada 27-28 Desember 2021 di lapangan tembak Area Weapon Range (AWR) TNI AU, Pandanwangi, Lumajang.
Uji tembak ini terlaksana hasil kerja sama CIRNOV dengan PT Dahana (Persero) yang melibatkan Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN.
Rudal Merapi merupakan senjata peluru kendali pertama dan besutan mandiri anak bangsa Indonesia yang dibuat dengan teknologi fire and forget, artinya, rudal yang setelah ditembakkan tidak perlu dipandu untuk mencapai sasaran.
Rudal Merapi setelah diluncurkan, ia akan mengunci target sasaran secara otomatis, sehingga memudahkan para penembak rudal dalam melakukan manuver selanjutnya setelah melesatkan rudal.
Rudal ini cukup ringan yaitu sekitar 10 kg, dan mudah dibawa ke mana-mana oleh tentara.
Untuk membawanya, rudal dimasukkan dalam tabung peluncur yang membutuhkan canard dan fin-tail yang dapat dilipat, sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran.
Dengan mampu memproduksi sendiri senjata jenis ini, kedepan Indonesia siap menghadapi ancaman embargo senjata.
Selain dapat memenuhi kebutuhan alutsista TNI untuk pertahanan nasional, produksi rudal Merapi secara masiv memiliki potensi untuk menambah finansial negara dengan menawarkannya di pasar persenjataan dunia.
Dilansir dari portal news.uad.ac.id oleh BeritaTren.com untuk karya ilmiah hasil riset non-Hankam, CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan pada masa pandemi Covid-19 lalu, telah berhasil meluncurkan sebuah karya Pistol Desinfektan Berbasis EV untuk membunuh virus.
Untuk karya bidang Hankam, CIRNOV UAD selain menghasilkan Rudal Merapi juga telah berhasil menciptakan beberapa rudal lainnya, seperti Rudal Kodok.
Melihat persenjataan hasil karya anak-anak perguruan tinggi Muhammadiyah, Jenderal Dudung Abdurachman berharap dedikasi yang dilakukan Muhammadiyah akan menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan nusantara. ***