BERITA TREN – Suara drum dari band rock asal Inggris, Coldplay belum menggebrak Jakarta tapi gaungnya sudah membahana. Pro kontra rencana manggung grup musik yang didirikan di London tahun 1997 itu kian meluas, muncul gagasan waktu konser akan diperpanjang.
Gagasan konser Coldplay bakal diperpanjang muncul setelah melihat antusias penggemar di Indonesia yang tak terbendung.
PK Entertainment, selaku promotor telah mengumumkan tiket konser Coldplay Jakarta resmi sold out. Habis dalam hitungan menit, ini salah satu pertimbangan muncul gagasan waktu konser di Jakarta bakal diperpanjang.
“Coldplay Music of the Spheres World Tour Jakarta resmi sold out,” tulis PK Entertainment, pada Jumat (19/05/2023).
Seluruh tiket konser Coldplay Jakarta resmi sold out tak lama setelah public on-sale dibuka.
Kuota tiket Coldplay Jakarta kategori Ultimate Experience seharga 11 juta telah terjual habis atau sold out kurang dari 30 menit. Status tiket termahal tersebut sudah full booked atau terpesan hanya empat menit setelah resmi dibuka pada pukul 10.00 WIB.
Promotor konser Coldplay di Jakarta, sebagaimana disampaikan kepada media, mengatakan, sebanyak lebih dari 50 ribu tiket yang disediakan telah habis terjual.
Diunggah di Instagram @nazwa_shihab, menjawab pertanyaan dalam wawancara di kanal YouTube presenter cantik itu, vokalis Coldplay, Chris Martin mengatakan pihaknya masih menimbang, melihat kemungkinan penambahan jadwal konser jadi 2 hari.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga dikabarkan, sedang mengupayakan agar konser Coldplay di Indonesia bisa berlangsung dua hari.
Sandiaga Uno tergerak karena ingin memanfaatkan momen meraup potensi devisa di sektor pariwisata. Ia tahu, bahwa penonton konser tersebut bukan hanya fans dari tanah air saja, tetapi juga banyak wisatawan mancanegara.
Seperti diketahui, Coldplay untuk pertama kalinya akan konser di Indonesia, menggelar Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada 15 November 2023.
Penolakan Coldplay di Indonesia pertama disuarakan oleh Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212. Alasannya, karena band Coldplay dianggap sering mengkampanyekan perilaku seks menyimpang lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT).
Isu Coldplay mendukung LGBT sedang viral di media sosial, khususnya Twitter. Suara penolakan konser Coldplay muncul karena ada dugaan band ini pro komunitas LGBT. Dan, ternyata Malaysia lebih dahulu melakukan penolakan saat akan konser di sana.
Dengan alasan yang sama, kemudian menyusul penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua MUI Anwar Abbas.
Ia menilai, bila Indonesia mengizinkan konser Coldplay, maka sama artinya negara ini menerima kehadiran orang yang memperjuangkan LGBT. Anwar Abbas mengatakan, ini bertentangan dengan konstitusi RI, yakni Pancasila dan UUD 1945.
“Dalam konstitusi negara kita Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 jelas dikatakan Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya tidak boleh ada di kegiatan yang kita lakukan di negeri ini yang bertentangan dengan ajaran agama,” ujar Anwar Abbas, Jumat (19/05/2023).
Waketum MUI ini menegaskan, tidak ada satu agama pun dari enam agama di Indonesia yang memberikan toleransi terkait LGBT.
“LGBT bukan hak asasi manusia. LGBT adalah penyimpangan seksual, berhubungan dengan masalah kejiwaan,” ungkap Anwar Abbas.
Nada lain muncul dari pendakwah Habib Jafar, pemilik nama lengkap Husein Ja’far Al-Hadar yang dikenal dekat dengan para selebriti tanah air ini justru mengisyaratkan dirinya akan menonton konser Coldplay di Jakarta nanti.
Ungkapan Habib Jafar ini ditemukan melalui komentarnya yang ditulis di media sosial resmi Coldplay. Akun Instagram @husein_hadar milik pendakwah ini pun dibanjiri komentar lebih dari 1.600 netizen membalas komentarnya.
Dalam penolakannya, PA 212 mengancam akan menggelar demo jika konser Coldplay tetap diselenggarakan di Jakarta. Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin menyebut, pihaknya akan mengepung bandara hingga Stadion saat grup band itu datang.
Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin juga mengancam secara khusus akan menggelar demo di kantor Kemenparekraf. Ancaman PA 212 soal konser Coldplay tak bisa dianggap remeh, dulu konser Lady Gaga batal karena Front Pembela islam (FPI).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadan mengatakan,kepolisian mempersilahkan siapapun termasuk PA 212 jika nanti ingin melakukan unjuk rasa.
“Terkait aksi unjuk rasa, silahkan, unjuk rasa adalah kebebasan berpendapat kita pasti akan kawal,” kata Ramadhan di Jakarta Pusat, pada Rabu (17/05/2023).
Tetapi ia menegaskan, pihaknya harus terlebih dahulu mengetahui apa yang menjadi materi penolakan para pendemo.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD beri jaminan berlangsungnya konser Coldplay di Jakarta. Ia minta pihak keamanan terjunkan kekuatan full. Bahkan, tak segan-segan ia siap pasang badan.
Ustadz Derry Sulaiman, seorang pendakwah Jamaah Tabligh yang juga seorang musisi tanah air termasuk yang mendukung terselenggaranya konser Coldplay di Indonesia.
Ia menilai, pernyataan penolakan dari PA 212 ada pentingnya juga, menurut Derry Sulaiman alasan Novel Bamukmin adalah bentuk dari tarbiyah.
“Apa yang disampaikan Novel Bamukmin dan teman-teman PA 212 adalah sebuah peringatan. Sebab kalau tidak demikian bisa kebablasan,” ujar Derry Sulaiman.
Dia mengkhawatirkan, bila tidak ada peringatan demikian bisa-bisa, salah satunya, bendera pelangi yang mengisyaratkan komunitas LGBT yang biasa mewarnai konser-konser Coldplay berkibar di mana-mana.
Derry yakin apa yang ia khawatirkan tak bakal terjadi, Coldplay tidak akan berani mengibarkan bendera LGBT saat konser di Indonesia.
Ia mengingatkan, bahwa arus yang menentang Coldplay datang nggak main-main, dari 212 yang memiliki puluhan juta massa.
Baca Juga: Mengapa Kita Tidak Pantas Melupakan Tanah Air Tercinta Indonesia? Berikut Jawabannya
Dikutip dari kanal YouTube atokalim channel oleh BeritaTren.com, pengamat Hukum dan Sosial Keagamaan, Abdul Halim menilai kekhawatiran PA 212 itu terlalu berlebihan.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki jejaring pengaman yang kuat sebut saja, ada lebih 17.000 pondok pesantren, belum lagi madrasah dan majelis-majelis taklim yang dikatakannya memiliki kontribusi kuat membentengi umat dari kebobrokan moral.
“Bicara moral, saat ini yang sangat dikhawatirkan justru yang datang dari media-media dari berbagai platform, lewat IPTEK yang berkembang mereka sudah menyusup ke ranah-ranah private keluarga kita. Ini bagaimana kita membendungnya?” tanya Abdul Halim.
Abdul Halim termasuk pihak yang ingin mengajak kita, bisa memanfaatkan sisi positif adanya penyelenggaraan konser Coldplay di Jakarta.
“Justru disini kesempatan kita memperlihatkan dan menginformasikan ke pihak luar bahwa Indonesia itu punya moral, punya budaya, tradisi budaya yang khas untuk dihormati,” komentar Abdul Halim. ***
